Home » Blog » Artificial Intelegent (AI) » DeepSeek: AI Open Source yang Mengubah Lanskap Industri
DeepSeek: AI Open Source yang Mengubah Lanskap Industri

DeepSeek: AI Open Source yang Mengubah Lanskap Industri – Dalam dunia kecerdasan buatan, ada anggapan bahwa pengembangan model bahasa besar (LLM) memerlukan sumber daya finansial dan teknis yang sangat besar. Namun, DeepSeek, perusahaan AI asal Tiongkok, membuktikan bahwa inovasi bisa hadir dengan cara berbeda. Dengan merilis DeepSeek R1 pada Januari 2025 sebagai model open source dengan biaya lebih rendah, mereka tidak hanya menantang raksasa teknologi AS seperti OpenAI, tetapi juga mengguncang pasar saham global.

Hanya dalam hitungan hari setelah peluncuran, aplikasi chatbot DeepSeek menduduki puncak unduhan di Apple App Store, melampaui ChatGPT milik OpenAI. Dampaknya? Pasar saham bereaksi negatif, dengan saham perusahaan teknologi besar seperti Nvidia, Microsoft, dan Meta mengalami penurunan drastis.

Apa Itu DeepSeek?

DeepSeek adalah perusahaan AI berbasis di Hangzhou, Tiongkok, yang didirikan oleh Liang Wenfeng pada Mei 2023. Beroperasi di bawah High-Flyer, sebuah dana lindung nilai kuantitatif, DeepSeek fokus pada pengembangan model bahasa besar open source. Sejak pertama kali merilis model AI pada November 2023, mereka telah melakukan berbagai inovasi hingga akhirnya merilis DeepSeek R1 pada 2025, yang membuat mereka dikenal di seluruh dunia.

Selain menawarkan chatbot berbasis web dan aplikasi seluler, DeepSeek juga menyediakan akses API bagi pengembang yang ingin memanfaatkan teknologi mereka.

DeepSeek vs. OpenAI: Perbandingan Strategi

Baik DeepSeek maupun OpenAI adalah pionir dalam AI generatif, namun pendekatan mereka sangat berbeda:

Pendekatan open source DeepSeek memberi akses luas kepada komunitas AI global, sementara OpenAI lebih eksklusif dengan sistem berbayarnya.

Inovasi Teknologi di DeepSeek

DeepSeek menerapkan metode pelatihan AI yang lebih efisien dibandingkan OpenAI, memungkinkan penghematan biaya dan waktu. Beberapa inovasi utama mereka meliputi:

  • Pembelajaran Penguatan : Fokus pada tugas penalaran dengan skala besar.
  • Rekayasa Penghargaan : Sistem berbasis aturan untuk meningkatkan efisiensi pembelajaran model.
  • Distilasi Model : Mengompresi kemampuan model menjadi ukuran yang lebih kecil tanpa kehilangan keunggulan kinerja.
  • Jaringan Perilaku yang Muncul : Model AI dapat mengembangkan pola penalaran kompleks secara alami tanpa pemrograman eksplisit.

Seri Model AI DeepSeek

Sejak 2023, DeepSeek telah merilis berbagai model AI:

  • DeepSeek-Coder (Nov 2023) : Model AI pertama perusahaan untuk tugas pengkodean.
  • DeepSeek-LLM (Des 2023) : Model AI serba guna pertama mereka.
  • DeepSeek-V2 (Mei 2024) : Peningkatan efisiensi dengan biaya pelatihan lebih rendah.
  • DeepSeek-Coder-V2 (Jul 2024) : Model 236 miliar parameter dengan jendela konteks 128.000 token.
  • DeepSeek-V3 (Des 2024) : Model dengan arsitektur campuran ahli, memiliki 671 miliar parameter.
  • DeepSeek-R1 (Jan 2025) : Model AI dengan penalaran tingkat lanjut, pesaing langsung OpenAI o1.
  • Janus-Pro-7B (Jan 2025) : Model visi AI yang mampu memahami dan menghasilkan gambar.

Dampak DeepSeek terhadap AS dan Pasar Global

Peluncuran DeepSeek-R1 mengguncang industri AI di AS dengan berbagai alasan:

  • Gangguan Model Bisnis : Dengan biaya pengembangan rendah dan akses gratis, DeepSeek mengancam perusahaan teknologi AS yang mengandalkan model bisnis berbasis langganan.
  • Keunggulan Teknologi Meski Ada Batasan : Meskipun akses ke chip AI canggih dibatasi oleh AS, DeepSeek tetap berhasil mengembangkan model AI berkinerja tinggi.
  • Kekhawatiran Geopolitik : AI open source dari Tiongkok menjadi tantangan bagi dominasi teknologi AS, memicu kekhawatiran di kalangan investor dan pemerintahan.
    Investor ternama Marc Andreessen bahkan menyebut peluncuran DeepSeek sebagai “momen Sputnik” dalam industri AI, merujuk pada kejutan global ketika Uni Soviet meluncurkan satelit pertama di tahun 1957.

Serangan Siber terhadap DeepSeek

Popularitas DeepSeek tidak luput dari ancaman. Pada 27 Januari 2025, serangan siber besar-besaran memaksa mereka membatasi pendaftaran pengguna baru. Meskipun layanan tetap berjalan untuk pengguna lama, banyak spekulasi bahwa serangan tersebut adalah Distributed Denial of Service (DDoS), yang menargetkan API dan platform chatbot web mereka.

Hingga 28 Januari, DeepSeek mengklaim telah mengidentifikasi masalah dan menerapkan solusi untuk mengatasi gangguan tersebut.

Kesimpulan

DeepSeek telah membuktikan bahwa inovasi AI tidak selalu membutuhkan dana besar. Dengan strategi open source dan pendekatan pengembangan yang lebih efisien, mereka berhasil menjadi pesaing serius dalam industri AI global. Namun, tantangan besar masih menghadang, mulai dari persaingan dengan OpenAI hingga kemungkinan regulasi lebih ketat di masa depan.

Apakah DeepSeek akan terus bertahan sebagai disruptor di dunia AI, ataukah tantangan geopolitik dan persaingan pasar akan menghambat perkembangannya? Waktu yang akan menjawabnya.

Referensi dari https://www.techtarget.com/whatis/feature/DeepSeek-explained-Everything-you-need-to-know

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
More From Author

Mulia Digital Marketing

Kami menyediakan berbagai macam jasa pembuatan website seperti website company profil, landingpage tokoonline, news/blog dll

Service